Ritual Jasad

Ritual Paling Mengerikan Setelah Jasad Meninggal



Kisah tentang ritual mengerikan memang akan selalu menarik untuk disimak. Dibeberapa tempat di dunia ini bahkan menjadi terkenal karena kisah seramnya ritual tersebut, seperti contohnya beberapa lokasi di dunia ini yang disebut-sebut memiliki ritual yang sangat tidak lazim setelah kerabat mereka meninggal dunia yang mana tentu saja sangat berbeda dengan kita.


Kursi Kematian Ifugao Filipina


Mendengar kata ifugao mungkin ingatan anda akan langsung mengingat keajaiban dunia ke delapan yaitu sawah yang diukir mengelilingi lereng gunung ifugao sejauh 10.360 kilometer persegi. Namun selain hal terkenal tersebut adalah ternyata disana terdapat ritual yang mana sangat mengerikan untuk kacamata manusia pada saat ini. Umumnya pada saat seseorang meninggal, biasanya saudara ataupun kerabatnya sibuk untuk mempersiapkan pemakaman seperti dikubur ataupun dibakar menurut kepercayaannya. Namun hal tersebut tidak akan berlaku lagi bagi orang-orang di Ifugao Benguet Filipina.

Sewaktu salah seorang kerabat mereka wafat, mayat kerabat yang wafat tersebut akan didudukan di kursi depan rumahnya. Lengan dan kaki diikat untuk menetapkan posisi agar tidak berubah. Seakan-akan mayat tersebut masih hidup dengan duduk dikursinya. Mata pada mayat tersebut ditutup yang digambarkan agar jasad sudah tidak perlu lagi untuk melihat penderitaan orang yang masih hidup. Setelah itu, sepanjang delapan hari beberapa orang di desa bakal berkabung serta melakukan ritual peralihan untuk menolong jiwa almarhum untuk meraih tempat paling akhir. Uniknya lagi orang-orang yang hadir disana sekalipun tidak terganggu dengan bau busuk yang disebarkan oleh mayat, bahkan mereka menganggapnya sebagai hal yang sudah biasa bagi setiap orang disana.


Pengasapan Mayat Suku Kuku-Kuku Aseki Papua Nugini


Jika anda mendengar kata daging asap, tentu dan pastinya anda sudah familiar baik dengan bentuknya maupun cara pembuatannya bukan? Namun bagaimana dengan mayat 'asap'? Anda hanya akan menemukannya di Aseki, Papua Nugini. Orang-orang dan suku Kuku-Kuku di tempat ini 'mempertahankan' leluhur mereka yang meninggal agar tetap berada dekat dengan mereka dengan cara mengasapinya. Jasad orang-orang tersayang yang baru saja meninggal akan mereka tempatkan dalam sebuah kerangka dari bambu yang dibentuk seperti keranjang, lalu mayat di letakkan di atas bara api.

Setelah jasad tersebut hangus dan mengeluarkan asap, mereka akan menyandarkannya di dinding-dinding rumah atau tebing rendah di sepanjang wilayah suku mereka. Meskipun ada yang beberapa yang sudah mengenal modernisasi dan memilih meng-kremasi jasad keluarga mereka dengan cara Kristen, masih ada saja orang-orang suku yang menggunakan cara ini. Biasanya sebelum diasapi, jasad akan ditusuk-tusuk di beberapa bagian untuk mengeluarkan cairan tubuhnya. Setelah itu, organ dalam dari jasad tersebut akan dikeluarkan secara paksa melalui anus.


Sky Burial Tibet


Acara ini dikenal dengan nama “Sky Burial” atau penguburan langit. Mereka akan meletakkan jenazah di padang terbuka dan membiarkan burung-burung pemakan bangkai untuk memakan jenazah-jenazah tersebut. Penguburan langit sangat sering dipraktekkan di pegunungan Tibet, baik untuk alasan agama maupun alasan praktis. Karena pada dasarnya, jenazah orang yang meninggal ditempatkan di puncak gunung dan kemudian diiris serta disayat-sayat di setiap sebagian tubuh jenazah, untuk menarik burung-burung pemakan bangkai agar datang.

Kebanyakan orang Tibet adalah Budha yang percaya pada kelahiran kembali. Setelah seseorang meninggal, tubuh mereka dianggap tidak lebih dari bejana kosong yang perlu dibuang. Disebabkan kondisi geografis tanah tibet yang berbatu serta minim akan sumber daya kayu, mereka akhirnya lebih memilih untuk melakukan penguburan langit daripada membakar jenazah-jenazah, karena dianggap lebih praktis. Hal ini memang mengerikan bagi kita yang belum pernah melihatnya, namun bagi umat budha di Tibet, penguburan langit (sky burial) merupakan kemurahan hati bagi orang yang meninggal, karena mereka memberikan tubuhnya sebagai makanan untuk makhluk hidup lain.


Endocannibalism Suku Fore Papua Nugini


Berawal dari merebaknya penyakit aneh yang bernama kuru di sebuah suku terdalam yang bernama suku fore di Papua Nugini, dimana menyebabkan banyak kematian dengan tanda tanda tubuh bergetar, hilang keseimbangan lalu pusing dan tertawa terbahak bahak ataupun marah marah tidak jelas dan akhirnya tewas. Hal ini membuat peneliti untuk mengetahui sebab epidemic yang terjadi saat itu. Usut punya usut, Suku Fore ternyata punya kebudayaan yang mengerikan. Sebuah investigasi yang dilakukan oleh peneliti, akhirnya mengungkap bagaimana penyakit yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'The Laughing Sickness'

Dalam adat suku Fore, setiap ada orang meninggal, tubuhnya dibagikan kepada keluarganya untuk dimakan sebagai penghormatan terhadap orang tersebut. Rupanya itu yang menyebabkan mewabahnya penyakit ini! Umumnya perempuan suku Fore memiliki kesempatan lebih besar tertular penyakit ini dibanding laki-laki. Hal ini karena perempuan biasanya mengonsumsi potongan dari jaringan otak, sedangkan laki-laki tidak. Ada yang mengatakan bahwa laki-laki Suku Fore akan mendapat jatah daging yang enak, sementara perempuan dan anak-anak mendapatkan bagian tubuh lain seperti otak dan jerohan. Namun ada pula yang mengatakan laki-laki mengambil potongan daging pilihan sehingga perempuan mau tidak mau harus mengonsumsi otak atau karena otak dianggap sebagai makanan yang lebih lezat sehingga dikonsumsi oleh perempuan yang menyiapkan makanan. 

Anonymous

HOW ABOUT THIS POST? PLEASE KINDLY LIKE AND SHARE :D AT LEAST COMMENT OKAY? THANKS BEFORE :)

No comments:

Post a Comment